Harga Minyak Mentah Melonjak Pasca Pertemuan Dagang AS-China
bahasinfo.net – Harga minyak mentah dunia mengalami penguatan pada perdagangan Jumat (9/5), didorong oleh sentimen positif dari pertemuan dagang antara Amerika Serikat dan China. Kenaikan harga minyak mencatatkan lonjakan terbesar dalam beberapa waktu terakhir. Pertemuan yang berlangsung antara kedua negara besar tersebut memberikan optimisme bahwa hubungan dagang yang sempat tegang bisa membaik, yang pada gilirannya dapat mendorong permintaan energi global.
Kenaikan harga minyak mentah ini menunjukkan dampak langsung dari kesepakatan yang tengah dibahas, meskipun rincian spesifik masih terbatas. Pelaku pasar juga memperhatikan perkembangan lebih lanjut yang dapat mempengaruhi prospek permintaan energi dunia. Situasi ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar energi terhadap dinamika hubungan dagang global.
“Baca Juga: Hamas Siap Perundingan untuk Hentikan Perang Gaza”
Optimisme pasar muncul setelah kesepakatan perdagangan antara AS dan Inggris, serta pertemuan pejabat tinggi AS-China di Swiss. Presiden AS Donald Trump menyebut pertemuan tersebut berjalan dengan positif, menyebut banyak kesepakatan tercapai. Trump mengungkapkan melalui media sosial bahwa diskusi sangat produktif.
Harga minyak Brent tercatat naik USD 1,07 (1,7 persen) menjadi USD 63,91 per barel, sedangkan harga minyak WTI naik USD 1,11 (1,9 persen) menjadi USD 61,02 per barel. Kenaikan ini mencerminkan sentimen positif pasar yang terbangun dari kesepakatan perdagangan dan harapan peningkatan permintaan energi global.
Pertemuan antara kedua negara besar ini memberi dampak positif bagi harga energi dunia. Dengan adanya kesepakatan tersebut, pasar energi berharap adanya kestabilan dalam perdagangan dan permintaan energi.
Harga batu bara kontrak Mei 2025 di ICE Newcastle tercatat naik 0,40 persen, mencapai USD 98,90 per ton. Kenaikan ini menunjukkan stabilitas pasar batu bara meskipun tantangan dalam pasokan dan permintaan global masih ada. Pasar mengharapkan permintaan batu bara tetap kuat di masa depan, mendukung harga yang lebih tinggi.
Harga CPO (Minyak Sawit Mentah) naik tipis 0,37 persen ke MYR 3.815 per ton. Meskipun demikian, harga berjangka sempat turun di bawah MYR 3.800 per ton, dipengaruhi kekhawatiran akan stok menumpuk. Menurut data dari Trading Economics, harga CPO turun lebih dari 2 persen dalam sepekan, mencatat penurunan mingguan kedua berturut-turut.
Harga nikel di London Metal Exchange (LME) naik signifikan sebesar 1,73 persen menjadi USD 15.804 per ton. Kenaikan harga nikel ini didorong oleh permintaan industri baterai dan kendaraan listrik, yang terus berkembang. Prospek jangka panjang untuk nikel tetap positif seiring dengan pertumbuhan sektor tersebut.
Harga timah di London Metal Exchange (LME) juga mengalami kenaikan tipis sebesar 0,03 persen menjadi USD 31.885 per ton. Kenaikan ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan pasar, harga timah masih mempertahankan kestabilan yang relatif kuat.
“Baca Juga: Lenovo Kembangkan SoC Sendiri untuk Tablet Baru”