bahasinfo.net – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menegaskan bahwa proses transmisi penurunan suku bunga acuan, baik di tingkat global maupun domestik seperti BI Rate. Terhadap suku bunga kredit dan deposito sangat dipengaruhi oleh kondisi likuiditas perbankan. Menurut Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, akselerasi belanja pemerintah yang diiringi dengan jatuh tempo beberapa instrumen keuangan pada November dan Desember 2024 dapat meningkatkan likuiditas perbankan. Penambahan likuiditas ini diharapkan dapat mempercepat dampak dari penurunan suku bunga acuan yang tercermin pada suku bunga kredit dan deposito.
” Baca Juga: Pertumbuhan Jumlah Investor Saham di Indonesia “
Eka Fitria menambahkan, jika instrumen yang jatuh tempo terserap sesuai harapan, dan belanja pemerintah dipercepat sebelum akhir tahun. Maka dampak penurunan suku bunga dapat dirasakan lebih cepat, bahkan sebelum 2025. Namun, jika tambahan likuiditas ini mengalami keterlambatan, maka dampak penurunan suku bunga acuan terhadap suku bunga kredit dan deposito baru akan terlihat pada awal tahun 2025. Hal ini menyoroti pentingnya stabilitas likuiditas dalam mempercepat penurunan suku bunga di sektor perbankan.
Pada pekan sebelumnya, The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) secara bersamaan menurunkan tingkat suku bunga acuan. The Fed menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi kisaran 4,75% hingga 5%, sementara Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa likuiditas perbankan yang memadai, ditambah dengan efisiensi perbankan dalam pembentukan harga. Termasuk melalui publikasi asesmen transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK), telah memberikan dampak positif pada kestabilan suku bunga perbankan.
” Baca Juga: Pertimbangan Kenaikan PPN oleh Pemerintah “
Pada Agustus 2024, suku bunga deposito 1 bulan tercatat stabil di level 4,73%, sama dengan level bulan sebelumnya, Juli 2024. Meskipun demikian, suku bunga deposito ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan Desember 2023 yang tercatat sebesar 4,69%. Di sisi lain, suku bunga kredit pada Agustus 2024 turun sedikit menjadi 9,21% dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,23%. Suku bunga kredit ini juga menurun dibandingkan akhir Desember 2023 yang mencapai 9,25%. Perry Warjiyo menjelaskan bahwa kestabilan ini terkait dengan implementasi bauran kebijakan Bank Indonesia. Termasuk Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), yang bertujuan menjaga likuiditas dan suku bunga perbankan.