Bahas info – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah meluncurkan program inovatif yang bertujuan untuk memberikan pertolongan pertama bagi pasien serangan jantung tipe STEMI di daerah-daerah terpencil. Program ini dikenal dengan nama FASTEMI (Farmako Invasif Strategi Tatalaksana ST Elevation Myocardial Infarction).
Serangan jantung tipe STEMI disebabkan oleh penyumbatan total pembuluh darah arteri koroner, yang menghambat aliran oksigen ke otot jantung dan dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.
Hingga saat ini, penanganan serangan jantung tipe STEMI hanya dapat dilakukan di rumah sakit besar dengan fasilitas catheterization laboratory (cath lab) yang memungkinkan prosedur kateterisasi untuk membuka sumbatan pembuluh darah jantung.
Namun, dengan adanya program FASTEMI, Kemenkes RI berupaya menyediakan solusi bagi daerah-daerah yang tidak memiliki cath lab. Program ini memperkenalkan penggunaan obat-obatan fibrinolitik, seperti tenecteplase, yang dapat diberikan di Puskesmas atau rumah sakit daerah terdekat.
Program FASTEMI telah memulai uji coba pada November 2023, dengan percepatan signifikan pada Maret-April 2024. Saat ini, program ini tengah diuji coba di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Sebelum direncanakan untuk diperluas ke seluruh 34 provinsi di Indonesia.
Sebagai bagian dari program ini, Puskesmas di seluruh Indonesia akan menerima pelatihan tentang cara memberikan obat tenecteplase dan akan dilengkapi dengan perangkat-perangkat kegawatdaruratan seperti defibrillator (AED), alat EKG. Serta persediaan obat-obatan yang diperlukan seperti heparin, enoxaparin, clopidogrel, dan aspirin.
Dengan adanya program FASTEMI, diharapkan penanganan serangan jantung STEMI dapat dilakukan lebih cepat dan efektif di daerah-daerah terpencil. Sehingga meminimalisir risiko komplikasi yang lebih serius dan meningkatkan kesempatan pemulihan pasien.
Program FASTEMI merupakan tonggak sejarah dalam upaya meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan jantung di Indonesia, khususnya bagi masyarakat di daerah terpencil. Dengan integrasi obat-obatan fibrinolitik dan persiapan fasilitas kegawatdaruratan di Puskesmas. Diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam menanggulangi serangan jantung di seluruh nusantara.