Bahas info – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, kembali menjadi sorotan internasional dengan tindakannya yang mengemudikan SUV mewah saat banjir melanda Kota Sinuiju. Momen ini tidak hanya menunjukkan ketegasan Kim Jong Un dalam menangani krisis, tetapi juga menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai kebijakan mobilitas mewah di Korea Utara yang terkenal tertutup. Artikel ini akan membahas detail kejadian tersebut serta konteks terkait mobil mewah di negara yang terkena sanksi internasional ini.
Pada 27 Juli 2024, hujan lebat melanda wilayah perbatasan Korea Utara dan sebagian sisi China, khususnya di Kota Sinuiju, Provinsi Phyongan. Curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan sungai Amnok meluap dan menggenangi area sekitarnya. Akibatnya, sekitar 5.000 penduduk di kawasan tersebut terisolasi akibat banjir yang melumpuhkan akses jalan dan infrastruktur.
“Baca juga: Ahmad Luthfi di Pilkada 2024 dan Partai Menyongsong”
Dalam situasi krisis ini, Kim Jong Un segera turun tangan. Tidak hanya mengunjungi lokasi bencana untuk memberikan dukungan moral, tetapi juga memimpin langsung upaya evakuasi warga yang terdampak. Menurut laporan dari Kantor Berita Korea Utara (KCNA). Kim Jong Un memantau operasi evakuasi yang melibatkan 10 helikopter dan lebih dari 20 penerbangan bergantian untuk menyelamatkan penduduk yang terjebak oleh banjir.
Satu momen mencolok dari penanganan bencana ini adalah ketika Kim Jong Un terlihat mengemudikan SUV mewah yang menembus banjir di Sinuiju. SUV berkelir hitam yang dikemudikan oleh Kim Jong Un tampaknya adalah Lexus LX 600. Meskipun emblem di bagian belakang mobil tampak ditutupi stiker. Meskipun logo kendaraan ditutupi, ciri-ciri seperti pilar kaca belakang dan lampu belakang yang memanjang mengindikasikan identitas mobil tersebut.
Keputusan Beliau untuk menggunakan SUV mewah dalam situasi banjir menunjukkan sikapnya yang tegas dalam menghadapi krisis. Namun juga mengundang kritik dan pertanyaan mengenai prioritas dan kebijakan di Korea Utara.
Penggunaan mobil mewah oleh Kim Jong Un di tengah bencana merupakan hal yang tidak biasa. Terutama mengingat situasi ekonomi dan sanksi internasional yang berlaku terhadap Korea Utara. Negara ini dikenakan berbagai sanksi internasional yang membatasi impor barang-barang mewah, termasuk kendaraan. Oleh karena itu, keberadaan dan penggunaan mobil-mobil mewah. Seperti Lexus LX 600 dan mobil-mobil lainnya yang terlihat dalam konvoi Beliau, menjadi sorotan.
“Simak juga: Kecerdasan buatan Menyeramkan, Kita Tak Boleh Ketinggalan”
Pada September 2023, Beliau juga terlihat menggunakan Hyundai Staria. Dengan logo ‘H’ yang ditutupi di kendaraan pengawalnya selama kunjungannya ke Rusia. Meskipun logo tersebut ditutup, dua unit mobil masih menunjukkan identitasnya sebagai Hyundai Staria.
Tidak hanya itu, pada April 2024, Beliau dikawal oleh konvoi SUV besar yang terdiri dari Lexus LX, Ford Transit, Toyota Land Cruiser, dan Maybach GLS 600, seluruhnya tanpa emblem. Penggunaan kendaraan mewah ini menjadi pertanyaan besar mengenai bagaimana Korea Utara. Yang secara resmi tidak dapat mengimpor barang-barang mewah, masih bisa memperoleh dan menggunakan mobil-mobil tersebut.
Kehadiran Kim Jong Un dalam SUV mewah di tengah banjir tidak hanya menggarisbawahi kapasitas mobilitasnya. Tetapi juga menyoroti ketidakselarasan antara penanganan bencana dan kebijakan ekonomi negara tersebut. Pertanyaan yang muncul mencakup bagaimana Korea Utara dapat memperoleh kendaraan mewah di tengah sanksi internasional yang ketat dan bagaimana prioritas pemerintah dalam menangani bencana dibandingkan dengan perolehan barang-barang mewah.
Sebagai tambahan, penggunaan kendaraan mewah selama krisis juga menimbulkan perdebatan mengenai keadilan sosial dan distribusi sumber daya di negara yang dikenal dengan ketimpangan ekonomi yang signifikan. Apakah tindakan ini mencerminkan kebijakan yang tidak sensitif terhadap situasi krisis. Ataukah ada aspek lain yang belum terungkap dalam konteks politik dan ekonomi Korea Utara?
Tindakan Kim Jong Un dalam menerabas banjir menggunakan SUV mewah memberikan gambaran menarik mengenai dinamika politik dan ekonomi di Korea Utara. Meskipun menunjukkan kepemimpinan dalam krisis, keberadaan dan penggunaan kendaraan mewah di tengah sanksi internasional menimbulkan berbagai pertanyaan dan kontroversi. Perlu untuk terus memantau perkembangan lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana negara tersebut menavigasi tantangan internal dan eksternal sambil menjaga citra publik pemimpinnya.