Bahas info – Industri kripto di Indonesia sedang mengalami perubahan signifikan dengan transisi pengawasan yang kini dipimpin oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang sebelumnya dikelola oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).[1] Perubahan ini menandai langkah besar dalam mengakui kripto sebagai lembaga keuangan yang setara dengan bank, bukan sekadar instrumen perdagangan.
“Baca juga: Kaesang Pangarep, Alternatif Menarik dalam Pilkada Jakarta 2024“ [2]
Oscar Darmawan, CEO Indodax, menyoroti dampak positif teknologi blockchain dalam industri ini. “Blockchain telah terbukti mengurangi biaya operasional secara signifikan di sektor keuangan, seperti yang telah diterapkan oleh NASDAQ di Amerika,” ungkap Oscar.[3] Selain lebih murah dan efisien,
. teknologi ini juga dikenal sangat aman karena setiap transaksi memiliki jejak digital yang tak dapat dihapus.
Keberadaan jejak digital ini menjadi keuntungan besar bagi lembaga penegak hukum, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam memerangi kejahatan seperti pencucian uang dan korupsi.[1] “Blockchain membuat transaksi kripto sulit untuk digunakan dalam kegiatan ilegal karena jejak digital yang jelas. Bahkan untuk transaksi yang sudah terjadi beberapa tahun lalu,” tambah Oscar.
Di sisi lain, Oscar juga menyoroti aspek inklusi keuangan yang ditawarkan oleh kripto. “Setiap individu kini memiliki kesempatan untuk terlibat dalam ekosistem keuangan digital ini tanpa batasan geografis atau minimum saldo yang tinggi,” jelasnya. Hal ini memungkinkan akses ke layanan keuangan yang sebelumnya sulit dijangkau oleh banyak masyarakat.
“Simak juga: Membangun Karakter Pemuda Menuju Indonesia Emas 2045 Perspektif Kemenag dan Influencer“ [4]
Untuk generasi muda, Oscar memberikan saran untuk terus belajar tentang teknologi blockchain dan menerapkan strategi investasi seperti Dollar Cost Averaging (DCA) dalam berinvestasi di kripto. DCA dianggap sebagai pendekatan yang cerdas untuk meminimalkan risiko dan mengoptimalkan potensi keuntungan dari waktu ke waktu.
Dalam konteks pengaturan dan perlindungan terhadap pertumbuhan aset kripto yang berkelanjutan.[5] Tirta Karma Senjaya dari Bappebti menegaskan pentingnya whitelist untuk aset kripto. Whitelist bertujuan untuk melindungi pedagang, nasabah, dan konsumen dari risiko yang dapat saling berdampak. Persyaratan yang ketat, seperti sistem kliring real-time dan penyimpanan oleh kustodian, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan kestabilan pasar digital.
Dengan demikian, transformasi industri kripto di Indonesia bukan hanya tentang inovasi teknologi. Tetapi juga tentang pengaturan yang ketat dan perlindungan bagi semua pihak yang terlibat. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat fondasi bagi pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan dan inklusif di masa depan. Teruslah mengikuti perkembangan ini untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana blockchain dan kripto dapat membentuk masa depan keuangan global.
[1] https://m.tribunnews.com/new-economy/2024/06/30/penggunaan-blockchain-di-industri-kripto-mudahkan-kpk-lacak-dugaan-pencucian-uang-dan-korupsi
[2] https://jangkauaninfo.com/berita/kaesang-pangarep-alternatif-menarik-dalam-pilkada-jakarta-2024/
[3] https://m.antaranews.com/amp/berita/4087845/indodax-imbau-masyarakat-waspadai-penyalahgunaan-aset-kripto
[4] https://infolangsung.org/berita/membangun-karakter-pemuda-menuju-indonesia-emas-2045-perspektif-kemenag-dan-influencer/
[5] https://money.kompas.com/read/2024/05/03/201546526/indodax-pencucian-uang-dengan-aset-kripto-mudah-dilacak?page=all