JK menyebutkan bahwa sejumlah perang yang sedang berlangsung—seperti Rusia-Ukraina, Israel-Gaza, India-Pakistan, dan Iran-Israel—telah memicu gejolak global yang berimbas pada perekonomian. Ia menyatakan bahwa dunia kini berada dalam situasi sulit yang penuh tantangan, termasuk bagi Indonesia. Krisis ini turut dirasakan oleh mahasiswa yang baru lulus dan hendak masuk ke dunia kerja.
“Baca Juga: Trump Tolak Rencana Israel Bunuh Pemimpin Iran Khamenei”
Indonesia Terdampak Penurunan Harga Komoditas Ekspor
Menurut JK, perang global menyebabkan turunnya harga berbagai komoditas unggulan Indonesia seperti mineral, batubara, nikel, dan tembaga. Penurunan harga ini menurunkan penerimaan negara dari sektor pajak. Akibatnya, pemerintah harus melakukan efisiensi anggaran. “Efisiensi pada dasarnya berarti mengurangi pembangunan, infrastruktur, dan kegiatan strategis lainnya,” kata JK.
Dampak Langsung Terhadap Lapangan Kerja dan Pertumbuhan
JK mengungkapkan bahwa penurunan perdagangan dan penerimaan negara membuat banyak sektor usaha mengurangi aktivitasnya. Industri seperti perhotelan, kuliner, ekspor, dan tekstil mengalami perlambatan signifikan. Hal ini menyebabkan berkurangnya lapangan kerja dan memperparah tekanan ekonomi di dalam negeri. “Kemampuan negara untuk membayar juga ikut berkurang,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa daya beli masyarakat turut terdampak akibat stagnasi ekonomi tersebut, sehingga konsumsi rumah tangga menurun dan roda perekonomian semakin melambat. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa solusi nyata, maka risiko krisis sosial dan ketimpangan ekonomi bisa meningkat secara drastis.
Beban Utang Pemerintah Ikut Perparah Situasi
JK menyoroti beban utang dari pemerintahan sebelumnya sebagai faktor tambahan yang memperberat kondisi ekonomi. Ia menyampaikan bahwa ketika penerimaan negara turun, beban cicilan utang menjadi semakin terasa. Situasi ini membuat ruang fiskal pemerintah semakin sempit untuk melakukan pembangunan atau intervensi ekonomi secara signifikan. Kondisi ini juga mengurangi kemampuan negara dalam memberikan bantuan sosial, subsidi, dan stimulus ekonomi yang sangat dibutuhkan masyarakat.
“Baca Juga: Infinix Smart 10 Series Hadir, Smartphone Entry-Level Terbaru”
Kritik Terhadap Kebijakan Ekonomi Donald Trump
Di akhir orasinya, JK menyentil kebijakan ekonomi mantan Presiden AS Donald Trump. Ia menilai kebijakan tersebut lebih didasarkan pada pertimbangan politik dibandingkan prinsip ekonomi. “Kebijakan ekonominya tidak punya dasar ekonomi yang kuat dan justru menimbulkan perlawanan dari negara lain dan masyarakat Amerika sendiri,” pungkasnya. Dengan narasi yang disampaikan JK, jelas bahwa tantangan ekonomi saat ini tidak bisa dipisahkan dari dinamika politik dan konflik global. Pemerintah dan generasi muda Indonesia perlu bersiap menghadapi ketidakpastian ekonomi dengan solusi yang realistis dan berkelanjutan.