Presiden Argentina Diselidiki Kasus Penipuan Kripto Besar
bahasinfo.net – Presiden Argentina, Javier Milei, sedang menghadapi penyelidikan terkait dugaan penipuan mata uang kripto $LIBRA. Hakim Federal Maria Servini ditunjuk untuk mengusut apakah Milei bertanggung jawab atas kerugian besar yang dialami investor. Skandal ini melibatkan kerugian hingga USD4 miliar atau sekitar Rp65 triliun.
Kasus ini mencuat pada Jumat (15/2/2025), saat mata uang kripto $LIBRA resmi diluncurkan. Milei mempromosikan proyek tersebut melalui akun media sosial X. Dia mengklaim bahwa $LIBRA dirancang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan membantu usaha kecil dan perusahaan rintisan.
Dukungan luas terhadap proyek ini mendorong kapitalisasi pasarnya mencapai USD4 miliar. Namun, nilainya anjlok dalam waktu singkat, memicu tuduhan bahwa proyek ini merupakan skema penipuan. Setelah harga $LIBRA jatuh, Milei segera menghapus unggahannya di media sosial.
Para kritikus menilai kasus ini sebagai contoh penipuan “rug pull”. Dalam modus ini, pihak tertentu menaikkan harga aset digital dengan cepat sebelum menarik keuntungan mereka, meninggalkan investor dengan aset yang kehilangan nilai.
Korban skema ini biasanya hanya bisa menyaksikan mata uang mereka menjadi tidak berharga, sementara pelaku penipuan telah memperoleh keuntungan besar.
Pada Sabtu (22/2/2025), kantor kepresidenan mengeluarkan pernyataan yang menyangkal keterlibatan Milei dalam pengembangan $LIBRA. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Milei hanya mendukung berbagai proyek bisnis, termasuk pengembang kripto KIP Protocol, sebagai bagian dari kebijakan ekonomi pasar bebasnya.
“Baca Juga : Arab Saudi Dipilih Jadi Tuan Rumah Perundingan Damai Ukraina”
Sementara itu, politisi oposisi mempertimbangkan kemungkinan pemakzulan Milei, tergantung pada hasil penyelidikan. Jika terbukti bersalah, kasus ini bisa mengguncang stabilitas politik Argentina.
Kantor Presiden Argentina menyatakan bahwa Javier Milei hanya membagikan unggahan tentang proyek KIP Protocol, sebagaimana ia sering lakukan untuk mendukung pengusaha lokal. Menurut pernyataan yang dikutip Al Jazeera, Milei rutin mempromosikan proyek yang bertujuan menciptakan lapangan kerja dan menarik investasi ke Argentina.
Namun, seorang pejabat pemerintah yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa justru Milei sendiri yang menjadi korban dalam skandal ini. “Satu-satunya orang yang ditipu adalah Milei,” kata pejabat tersebut. Dia menambahkan bahwa Milei akan terus mendukung proyek swasta tanpa mengetahui konsekuensinya.
Meski ada bantahan dari pihak pemerintah, banyak pihak menilai bahwa Milei berperan dalam dugaan penipuan ini. Kritikus menyoroti bahwa mata uang kripto $LIBRA dipasarkan melalui situs vivalalibertadproject.com. Situs tersebut menggunakan slogan khas Milei, “Hidup Kebebasan!”, yang semakin memperkuat dugaan keterlibatan presiden.
Jonatan Baldiviezo, seorang pengacara dan penggugat dalam kasus ini, menegaskan bahwa Milei memiliki tanggung jawab langsung atas skandal tersebut. Kepada The Associated Press, Baldiviezo menyatakan bahwa keputusan dan tindakan Milei berperan penting dalam penipuan ini.
Selain itu, Observatorio del Derecho a la Ciudad, sebuah LSM lokal yang turut mengajukan gugatan, menuduh Milei telah merampas tabungan ribuan orang. LSM tersebut menyebutkan bahwa lebih dari 40.000 orang mengalami kerugian dengan total lebih dari USD4 miliar akibat skema ini.
Kasus ini semakin memperburuk kredibilitas Milei di tengah meningkatnya tuntutan untuk mengusut skandal tersebut hingga tuntas.
“Baca Juga : Leimena Dorong Pendidikan HAM Bersama Menteri HAM”