Bahas info – Gaya hidup aktif dan produktif saat ini bukan sekadar rutinitas, melainkan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Dengan akses yang semakin mudah untuk berbagai aktivitas, banyak orang berusaha memaksimalkan kualitas hidup mereka agar bisa beraktivitas optimal dan meraih prestasi yang diinginkan. Di tengah kesibukan ini, minuman energi sering kali menjadi pilihan utama untuk meningkatkan stamina dan fokus. Namun, fenomena ini juga menyertai berbagai mitos dan kontroversi mengenai dampak kesehatan. Artikel ini akan mengulas mitos dan fakta seputar minuman energi, serta mengapa kontroversi terkait penggunaannya masih berkembang.
Minuman energi telah menjadi favorit di kalangan mereka yang menjalani gaya hidup aktif. Filipus Adimas, seorang pembawa acara TV dan content creator yang dikenal dengan gaya hidup sehat, mengungkapkan bahwa minuman energi sering menjadi andalan saat ia membutuhkan dorongan ekstra di hari-hari padatnya. “Aktivitas saya banyak menghabiskan waktu dan energi. Ketika menghadapi hari yang padat dan membutuhkan konsentrasi tinggi, minuman energi memberikan dorongan tenaga yang saya butuhkan,” kata Filipus.
Minuman energi dapat memberikan dorongan tenaga yang cepat, yang sangat membantu dalam menjaga produktivitas dan fokus, terutama dalam aktivitas yang memerlukan stamina tinggi. Dengan semakin banyaknya orang yang mencari cara efektif untuk meningkatkan energi, minuman energi telah menjadi bagian dari rutinitas harian banyak orang.
“Baca juga: Minum Air Sambil Berdiri, 7 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi”
Meskipun efek positif minuman energi terasa nyata bagi banyak orang, terdapat berbagai kontroversi kesehatan yang mengelilinginya. Salah satu isu utama yang sering dibahas adalah dampak minuman energi terhadap kondisi kesehatan seperti diabetes dan hipertensi.
Mitos: Minuman energi menyebabkan diabetes dan hipertensi.
Fakta: Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023 menunjukkan prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 11,7 persen, dan hipertensi mencapai 30,8 persen. Meskipun konsumsi gula tinggi adalah faktor risiko utama untuk kedua kondisi tersebut, minuman energi bukanlah satu-satunya penyebab. Saat ini, banyak produk minuman energi yang menggunakan pemanis alternatif seperti aspartam yang rendah kalori dan tidak menambah kadar gula darah.
Sejumlah penelitian ilmiah terbaru juga mengonfirmasi bahwa aspartam aman dikonsumsi dalam batas normal. Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (BPOM) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menjelaskan bahwa aspartam dalam pangan olahan masih dikategorikan aman. “Rumor yang menyebutkan bahwa aspartam dapat memicu kanker tidaklah tepat, karena studi yang meneliti hal ini menggunakan dosis yang ratusan kali lebih banyak dari konsumsi wajar,” kata dr. Dion Haryadi, seorang Certified Nutritionist dan Health Coach.
Mitos: Kafein dalam minuman energi berbahaya bagi kesehatan.
Fakta: Kafein adalah salah satu komponen utama dalam minuman energi, namun kandungannya biasanya berada dalam batas aman, sekitar 50 mg per sajian. Jumlah ini setara dengan kafein dalam satu cangkir kopi. Kafein dapat meningkatkan konsentrasi dan energi, namun jika memiliki riwayat penyakit jantung atau kondisi kesehatan khusus, konsultasi dengan dokter dianjurkan sebelum mengonsumsi minuman energi.
Minuman energi dapat membantu meningkatkan performa dan ketahanan tubuh, terutama saat beraktivitas fisik. Penelitian dari Nutrients menunjukkan bahwa minuman energi dapat meningkatkan stamina melalui bahan-bahan stimulan yang merangsang kinerja otak dan sistem saraf.
Komponen seperti taurin, yang mengatur denyut jantung dan kontraksi otot, serta vitamin B yang mengubah makanan menjadi energi, berkontribusi pada manfaat ini. Vitamin B12, khususnya, memiliki manfaat tambahan untuk kesehatan ginjal. Beberapa produk juga mengandung ginseng, yang dapat meningkatkan energi dan mengurangi stres.
“Simak juga: BPA Bahan Kimia yang Berbahaya Bagi Ibu dan Anak”
Meskipun minuman energi menawarkan berbagai manfaat, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak. Terlalu sering mengandalkan minuman energi tanpa mempertimbangkan asupan nutrisi dan hidrasi yang memadai dapat merusak tubuh. “Terkadang yang keliru sebenarnya adalah gaya hidupnya. Menggunakan minuman energi sebagai solusi instan dengan cara berlebihan tidaklah baik,” kata dr. Dion Haryadi.
Penting untuk tetap menjaga pola makan bergizi dan hidrasi yang cukup. Bacalah label produk untuk memahami komposisi dan kandungan nutrisi, serta konsultasikan dengan dokter jika memiliki kondisi kesehatan khusus. Dengan cara ini, minuman energi dapat menjadi tambahan yang bermanfaat tanpa mengorbankan kesehatan.
Minuman energi, dengan segala manfaat dan kontroversinya, telah menjadi bagian dari gaya hidup modern yang aktif. Meskipun ada mitos dan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap kesehatan. Sebagian besar produk yang ada di pasaran aman jika dikonsumsi sesuai dengan anjuran. Mengelola konsumsi minuman energi dengan bijak. Sambil memastikan pola makan dan hidrasi yang seimbang, akan membantu memaksimalkan manfaatnya tanpa menimbulkan risiko kesehatan. Seiring dengan pengetahuan yang semakin berkembang tentang minuman energi. Diharapkan masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih baik dan terinformasi mengenai penggunaan produk ini.