bahasinfo.net – Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa game online tidak termasuk kategori olahraga. Ia menegaskan, olahraga harus melibatkan aktivitas fisik seperti berlari atau mengangkat beban. Pernyataan ini disampaikan saat kunjungan ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9 Purwakarta. Meutya menegaskan bahwa meskipun game online memiliki peran positif, tetap saja olahraga memerlukan komponen fisik yang nyata.
“Baca Juga: DJI Osmo Nano Bocor, Siap Jadi Kamera Paling Kecil dari DJI”
Pandangan Meutya tentang Olahraga dan Aktivitas Fisik
Menurut Meutya Hafid, olahraga harus melibatkan aktivitas fisik yang nyata dan menyehatkan tubuh, bukan hanya bergantung pada aspek digital atau online. Pernyataan ini menimbulkan perdebatan di kalangan penggemar dan pelaku esports. Pasalnya, esports kini telah berkembang pesat dan diakui sebagai cabang olahraga resmi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Keberadaan esports dalam ajang-ajang besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA Games, dan Asian Games menunjukkan bahwa esports memerlukan latihan intensif, strategi, serta ketahanan mental yang tidak kalah dengan olahraga tradisional. Hal ini membuka diskusi tentang definisi olahraga di era digital saat ini.
Esports Indonesia dan Prestasi Membanggakan
Meskipun Meutya menganggap game online bukan olahraga, prestasi esports Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Pengakuan resmi dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menjadikan esports sebagai cabang olahraga yang sah di Indonesia. Hal ini membuka jalan bagi pengembangan atlet dan kompetisi yang lebih terstruktur. Keikutsertaan esports dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) semakin memperkuat legitimasi cabang ini. Selain itu, prestasi Indonesia di tingkat internasional, seperti SEA Games dan Asian Games, menunjukkan kualitas dan kemampuan para atlet esports Tanah Air. Mereka berhasil membawa pulang medali, membuktikan bahwa esports memang membutuhkan dedikasi, latihan, dan strategi tinggi seperti cabang olahraga lainnya. Keberhasilan ini juga meningkatkan popularitas dan dukungan terhadap esports di Indonesia.
Esports di Ajang Internasional dan Program Pelatnas
Esports Indonesia terus berkembang dengan prestasi yang luar biasa. Pada SEA Games 2025 di Thailand, esports kembali menjadi cabang pertandingan resmi. Di Asian Games Aichi-Nagoya 2026, esports juga dipertandingkan. Selain itu, Indonesia sukses meraih gelar juara dunia eFootball 2024 di Riyadh, Arab Saudi. Kesuksesan ini melibatkan trio pemain andal, membuktikan kemampuan Indonesia di tingkat global. PB Esports Indonesia juga telah menyiapkan program pelatnas yang menggabungkan sport science, fokus pada pengembangan fisik, mental, dan strategi atlet esports.
“Baca Juga: iQOO Neo 10 Resmi: Snapdragon 8s Gen 4, Baterai 7.000mAh”
Esports Bukan Sekadar Game Digital Biasa
Program pelatnas PB ESI menunjukkan bahwa esports sudah melewati batas sebagai hiburan digital biasa. Atlet esports mendapatkan pelatihan fisik dan mental layaknya atlet olahraga tradisional. Pendekatan ini menunjukkan bahwa esports kini melibatkan aspek profesional dan ilmiah. Dengan demikian, esports bukan hanya soal permainan digital, tetapi juga sebuah cabang olahraga yang serius dan kompetitif.