Mengupas Mitos dan Fakta Seputar Konsumsi Daging Kambing dan Hipertensi

Bahas info – Seiring dengan tradisi dan selera kuliner, makan daging kambing sering kali menjadi pilihan yang populer di Indonesia. Namun, muncul anggapan bahwa konsumsi daging kambing bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi. Apakah ini benar-benar fakta atau hanya mitos belaka? Menurut pandangan dari spesialis penyakit dalam, dr. Rudy Kurniawan, SpPD, jawabannya tidak sepenuhnya sederhana.

Dr. Rudy menjelaskan bahwa memang ada kaitan antara konsumsi daging kambing dengan risiko hipertensi, meskipun tidak secara langsung. “Makan daging kambing bisa meningkatkan tekanan darah melalui mekanisme tidak langsung, terutama karena kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi,”^[1] ujarnya ketika dihubungi oleh detikcom.

Penting untuk dicatat bahwa cara pengolahan daging kambing juga berpengaruh signifikan terhadap risiko kesehatan. “Banyak diolah dengan tambahan garam yang tinggi, yang juga bisa meningkatkan tekanan darah,” tambah dr. Rudy.

Namun, dr. Rudy menekankan bahwa tidak perlu menghindari sepenuhnya.^[1] Yang terpenting adalah membatasi konsumsi dengan porsi yang seimbang, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat hipertensi atau masalah kesehatan lainnya.

“Baca juga: Persiapan Gahar Timnas Indonesia Hadapi Piala Dunia 2026“ ^[3]

Rekomendasi Konsumsi yang Sehat

Bagi mereka yang tetap ingin menikmati, namun menginginkan pendekatan yang lebih sehat, dr. Rudy memberikan beberapa saran praktis:

1. Pilih Bagian Daging yang Rendah Lemak: Bagian daging yang rendah lemak lebih baik untuk kesehatan jantung.^[2] Hindari bagian-bagian yang banyak mengandung lemak jenuh.
2. Pilih Metode Memasak yang Sehat: Lebih baik untuk memilih metode memasak seperti panggang, rebus, atau kukus. Metode ini membantu meminimalkan tambahan lemak dan mempertahankan nutrisi daging.
3. Kurangi Penggunaan Garam: Hindari penggunaan garam berlebihan dalam proses memasak. Gunakan bumbu alami atau saus rendah garam sebagai alternatif.
4. Batasilah Konsumsi: Bagi mereka yang sudah memiliki hipertensi, disarankan untuk membatasi konsumsi menjadi sekali atau dua kali sebulan dengan porsi yang moderat.

“Simak juga: Mengenal Ibadah Wukuf di Arafah“ ^[5]

Kesimpulan

Jadi, meskipun memiliki potensi untuk meningkatkan risiko hipertensi,^[4] hal ini dapat dikelola dengan memilih bagian yang tepat dan cara pengolahan yang sehat. Sikap bijak dalam memilih makanan dan mengelola pola makan akan membantu menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan. Dengan demikian, menikmati dalam batas yang wajar adalah kunci untuk tetap menikmati hidangan yang lezat tanpa mengorbankan kesehatan.

Sumber Informasi

[1] https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7394158/makan-daging-kambing-bikin-hipertensi-mitos-atau-fakta-ini-kata-dokter
[2] https://amp.kompas.com/tren/read/2024/06/16/170000165/mitos-atau-fakta-benarkah-daging-kambing-bikin-tekanan-darah-naik-
[3] https://infolangsung.org/berita/persiapan-gahar-timnas-indonesia/
[4] https://www.kominfo.go.id/content/detail/17260/hoaks-daging-kambing-sebabkan-hipertensi/0/laporan_isu_hoaks
[5] https://newsterbaru.net/berita/krusial-dalam/