bahasinfo.net – Pelatih GS Caltex, Lee Young-taek, mengungkapkan kekecewaannya setelah timnya kalah dari Red Sparks dalam laga lanjutan Liga Voli Putri Korea Selatan 2024-2025. Menurut Lee, absennya pemain andalan mereka, Stephanie Weiler, menjadi salah satu alasan utama kekalahan timnya di laga tersebut.
GS Caltex harus menelan kekalahan 1-3 saat bertanding di markas Red Sparks, Chungmu Gymnasium, Daejeon, Sabtu (21/12/2024). Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 26-24, 16-25, 15-25, dan 17-25, GS Caltex terlihat kesulitan menghadapi dominasi permainan Red Sparks, terutama serangan dari Megawati Hangestri.
Menurut Lee, ketiadaan Weiler yang absen akibat cedera berdampak signifikan pada kemampuan timnya dalam meredam serangan lawan. “Absennya Weiler membuat tinggi blok di sisi sayap kami menurun drastis, sehingga kami kesulitan menghadapi serangan dari Mega,” ujar Lee, dikutip dari The Spike, Minggu (22/12/2024).
Selain itu, servis tajam para pemain Red Sparks juga menjadi momok bagi GS Caltex. “Kami sangat kesulitan menghadapi servis yang dilancarkan oleh Red Sparks. Hal ini membuat permainan kami tidak berkembang,” tambahnya.
“Baca Juga : Francesco Bagnaia Bicara soal Kekalahan di MotoGP 2024”
Kendati kecewa, Lee menegaskan bahwa timnya harus segera bangkit dan mencari solusi atas masalah tersebut. “Kami tidak bisa hanya meratapi kehilangan ini; kami harus fokus menemukan cara untuk mengatasi kelemahan kami,” pungkasnya.
Kekalahan ini menjadi pelajaran penting bagi GS Caltex untuk memperbaiki performa mereka di pertandingan-pertandingan mendatang, terutama dalam menghadapi serangan-serangan agresif dari lawan.
Pelatih GS Caltex, Lee Young-taek, mengakui bahwa kekalahan timnya dari Red Sparks juga disebabkan oleh performa yang kurang optimal dalam menerima servis kuat dari lawan. Menurutnya, kelemahan dalam receive menjadi celah yang dimanfaatkan oleh Red Sparks, terutama Megawati Hangestri yang tampil luar biasa.
“Receive para pemain kami sangat goyah karena servis lawan yang sangat kuat. Dengan hanya mengandalkan serangan terbuka sederhana, sulit untuk menembus blok tinggi mereka,” ungkap Lee, dikutip dari The Spike, Minggu (22/12/2024).
Selain itu, Lee juga menyoroti solidnya pertahanan yang ditampilkan oleh Red Sparks, yang membuat GS Caltex kesulitan mengembangkan pola permainan. “Pertahanan mereka sangat kuat, dan kami tidak mampu memanfaatkan peluang untuk menekan balik,” tambahnya.
Pada laga yang digelar di Chungmu Gymnasium, Daejeon, GS Caltex harus menyerah dengan skor 1-3 (26-24, 16-25, 15-25, 17-25). Salah satu pemain yang menjadi sorotan adalah Megawati Hangestri, pevoli asal Indonesia yang tampil gemilang sepanjang pertandingan. Megawati berhasil mencetak 33 poin, menjadikannya pemain dengan poin terbanyak di laga tersebut.
Penampilan Megawati yang dominan, baik dalam serangan maupun pertahanan, menjadi kunci keberhasilan Red Sparks dalam mengamankan kemenangan. “Harus diakui, Megawati tampil sangat baik dan menjadi penentu kemenangan timnya,” ujar Lee.
Kekalahan ini menjadi evaluasi penting bagi GS Caltex, yang harus segera memperbaiki kelemahan mereka, terutama dalam menerima servis dan menghadapi pemain-pemain dengan performa luar biasa seperti Megawati.
“Baca Juga : Pemegang Waran FREN Keberatan Dampak Merger dengan XL”