Bahas info – Kemajuan teknologi selalu menjadi topik hangat dan sering kali dipandang sebagai solusi untuk berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dari penggunaan e-wallet yang menggantikan dompet fisik hingga ojek online yang mengubah cara kita bertransportasi, teknologi telah membawa perubahan signifikan. Namun, dalam konteks perkembangan teknologi terkini, terutama kecerdasan buatan (AI), penting untuk memahami bahwa ada batasan dan tantangan yang tidak bisa diabaikan.
Eddy Suk, seorang content creator dan praktisi AI, menekankan bahwa beradaptasi dengan kemajuan teknologi adalah hal yang sangat penting. Dengan beradaptasi, kita bisa lebih siap menghadapi perubahan yang mungkin terjadi di masa depan, termasuk perkembangan di bidang robotisasi dan AI. Kemampuan untuk beradaptasi tidak hanya membantu kita dalam mengelola perubahan, tetapi juga dalam memanfaatkan teknologi secara optimal.
“Baca juga: Kecerdasan buatan Menyeramkan, Kita Tak Boleh Ketinggalan”
Namun, Eddy juga mengingatkan bahwa meskipun teknologi berkembang pesat, kita tidak bisa bergantung sepenuhnya pada AI. Ada sejumlah alasan mengapa mendewakan AI bukanlah pilihan yang bijaksana.
Salah satu alasan utama mengapa kita tidak bisa sepenuhnya bergantung pada AI adalah adanya batasan dalam penggunaannya. AI, meskipun sangat canggih, masih memiliki keterbatasan yang signifikan. Contohnya, dalam beberapa aplikasi, penggunaan kata-kata tertentu yang berhubungan dengan benda tajam atau konten berbahaya sering kali dibatasi. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang etis.
“Di beberapa aplikasi, beberapa kata yang bersangkutan dengan benda tajam, misalnya, itu dibatasi. Kecuali pakai dark web, yang disalahgunakan, semua balik ke motivasi kita. Dari segi etika juga, buat foto produk, biasanya saya hanya pakai sampel tadi untuk referensi,” jelas Eddy dalam acara NGOPI (Ngobrolin Peristiwa Informasi dan Teknologi) yang diselenggarakan oleh detikINET pada Jumat (26/7/2024).
Selain batasan teknis, ada juga aspek etika yang harus dipertimbangkan. Penggunaan AI dalam pembuatan konten, seperti gambar dan video, sering kali menghadapi masalah terkait orisinalitas dan hak cipta. Misalnya, ketika menggunakan model atau objek untuk membuat konten, sering kali terdapat peringatan bahwa item-item tertentu tidak dapat digunakan untuk tujuan komersial. Ini menunjukkan bahwa orisinalitas dalam karya tetap penting dan tidak bisa diabaikan.
“Simak juga: OpenAI Rilis SearchGPT Untuk Pesaing Google”
“Bahkan di Instagram ada fiturnya ‘made by AI’. Sebenarnya aplikasi-aplikasi banyak yang lagi learning untuk mencegah kreator-kreator yang berbasis AI. Ke depannya pasti akan lebih ketat, lebih selektif lagi, dan pasti akan ada hitam dan putih,” tambah Eddy. Hal ini menunjukkan bahwa industri kreatif juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, sambil menjaga integritas dan hak cipta.
Seiring dengan berkembangnya teknologi AI, tantangan baru akan terus muncul. Pengembangan AI yang lebih canggih membutuhkan perhatian khusus terhadap etika, regulasi, dan batasan penggunaan. Ini termasuk bagaimana AI digunakan dalam berbagai industri dan bagaimana teknologi ini mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Dalam menghadapi masa depan AI, penting untuk memiliki kebijakan dan regulasi yang jelas untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan cara yang bermanfaat dan tidak merugikan. Dengan pendekatan yang hati-hati dan beretika, kita bisa memanfaatkan potensi besar AI sambil memitigasi risiko yang ada.
Kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang AI, menawarkan berbagai manfaat yang dapat mempermudah kehidupan kita. Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi ini tidak sempurna dan ada batasan serta tantangan yang harus dihadapi. Beradaptasi dengan perubahan teknologi sambil menjaga etika dan orisinalitas adalah kunci untuk memanfaatkan AI secara optimal. Dengan memahami batasan dan regulasi yang ada, kita bisa menggunakan teknologi dengan cara yang bertanggung jawab dan bermanfaat bagi semua pihak.